1. Batuan
Beku
Batuan beku
atau batuan igneus yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras. Pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum
magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas
permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan
sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik). Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku
yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut
batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut batuan korok
atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi,
disebut batuan beku luar atau efusi / vulkanik.
Berdasarkan teksturnya batuan
beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.
Batuan beku
plutonik
2.
Batuan beku
vulkanik
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun
batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Sedangkan
batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
2. Batuan
metamorfosis atau Batuan metamorf
Batuan
metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan
tekstur dan komposisi mineral sebagai akibat perubahan kondisi fisik disebabkan
oleh tekanan dan temperatur.batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan
strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang
baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan
perubahan batu lempung. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan
dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses
pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. Beberapa contoh batuan
metamorf adalah Gneis, batu sabak, batu garnet, dan pualam.
Batuan
metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi.Mereka terbentuk jauh dibawah
permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan
suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke
dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan
yang bersuhu tinggi.
Ciri-ciri batuan ini :
·
Adanya
perlapisan,
·
Silang siur
atau struktur gelembur gelombang klastik.
3. Batuan
Endapan atau Batuan Sedimen
Batuan
Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan
dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi 2
jenis :
a.
Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari
material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan
sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah.
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks)
atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source
rocks). Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung,
serpih dan kaolin
b.
Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan.
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari
migrasi. Contohnya anhidrit dan batu. Batuan sedimen ini biasanya mengandung
mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert.
Klasifikasi sediment klastik
dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai berikut :
·
Ludit
(psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga
bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
·
Arenit
(samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2mm, mulai
dari pasir halus hingga pasir kasar.
·
Lutit
(pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm, mulai dari
lempung higga debu kasar.
Batuan sedimen terbentuk
melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan
(deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari
larutan.
Batuan endapan meliputi 75%
dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu
sebagai berikut :
·
Batuan
endapan biasanya berlapis-lapis
·
Mengandung
sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang koral dan
serat-serat kayu.
·
Adanya
keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusunnya.
Penamaan batuan sedimen
biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut, Penamaan tersebut
adalah :
1.
Breksi
adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk
butitan yang bersudut.
2.
Konglomerat
adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk
butiran yang membudar.
3.
Batu pasir
adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
4.
Batu lanau
adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
5.
Batu lempung
adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256
4. Fossil
Sisa-sisa organisme atau tumbuhan
yang terawetkan ini dinamakan fossil, sedangkan proses pembentukan
fosil disebut fossilisasi.
Fossilisasi dapat terjadi melalui
beberapa proses yaitu:
1.
Penggantian (replacement),
penggantian mineral pada bagian yang keras dari organisme seperti cangkang.
Misalnya cangkang suatu organisme yang semula terdiri dari kalsium karbonat
(CaCO3) digantikan oleh silica.
2.
Petrifaction,
bagian lunak dari batang tumbuhan diganti oleh presipitasi mineral yang
terlarut dalam air sedimen.
3.
Karbonisasi,
daun atau material tumbuhan yang jatuh ke dalam lumpur rawa, terhindar dari oksidasi.
Dan pada saat diagenesa, material itu diubah menjadi cetakan karbon dengan
tidak mengubah bentuk asalnya.
4.
Pencetakan,
pada saat diagenesa, sisa binatang atau tumbuhan terlarut, sehingga terjadilah
rongga, seperti cetakan (mold)
yang bentuk dan besarnya sesuai atau sama dengan benda salinya. Apabila rongga
ini terisi oleh mineral maka terbentuklah hasil cetakan (cast) binatang atau tumbuhan
tersebut.
Komentar
Posting Komentar