Selain menyebabkan Longsor pada
tanah, dampak yang lebih parah terjadi di Jakarta. Eksploitasi air tanah yang
berlebihan ditambah dengan minimnya daerah resapan air telah “menenggelamkan”
sebagian kecil wilayahnya. Wilayah-wilayah tersebut menjadi lebih rendah
daripada permukaan air laut karena permukaan tanahnya turun.
Sumur bor memiliki dampak buruk
bagi lingkungan, selain dapat merusak permukaan tanah, juga merusak siklus
hidrologi, dan yang sering terjadi adalah habisnya cadangan air yang berguna
untuk menyeimbangkan tekanan permukaan tanah dan berakibat terjadinya longsor
dan amblas permukaan tanah.
Sumur
bor memang membawa banyak berkah bagi masyarakat. Akan tetapi, dibalik berkah
yang muncul bersama airnya, pembuatan sumur artesis dapat pula menimbulkan
kerugian. Salah satu yang utama adalah melemahnya kestabilan lapisan tanah dan
penurunan muka air tanah di sekitar daerah artesis tersebut. Hal ini sudah
terbukti di beberapa daerah di Indonesia.
Di Semarang, pembangunan sumur
artesis dan penggunaan air tanah secara besar-besaran telah menyebabkan
penurunan permukaan tanah. Setiap tahunnya, permukaan tanah di Kota Semarang
turun hingga 10 sentimeter. Hal ini membuat banjir dan rob sulit
ditangani. (www.kompas.com)
Penurunan permukaan tanah juga
terjadi di Bandung dan sekitarnya. Sejak tahun 1972, setiap tahun terjadi
penurunan muka air tanah antara 0,05 sampai 7,3 meter. Hingga tahun 2002, muka
air tanah di Bandung berada sekitar 100 meter di bawah muka tanah (BMT). Akibat
menurunnya muka air tanah, di beberapa tempat terjadi amblasan tanah. Selain
itu, pencemaran air di beberapa daerah relatif tinggi. Dampak penurunan muka
air tanah yang lain adalah terjadinya kekeringan terutama di daerah sekitar
tempat pengambilan air. (zanuzi.wordpress.com)
Dampak yang lebih parah terjadi
di Jakarta. Eksploitasi air tanah yang berlebihan ditambah dengan minimnya
daerah resapan air telah “menenggelamkan” sebagian kecil wilayahnya.
Wilayah-wilayah tersebut menjadi lebih rendah daripada permukaan air laut
karena permukaan tanahnya turun.
Selain itu, air tanah yang terus
menerus dialirkan ke permukaan mengakibatkan air laut mulai merembes ke dalam
lapisan yang ditinggalkan air tanah tadi. Inilah yang menyebabkan kualitas air
di daerah pesisir Jakarta tercemar. Limbah industri yang dibuang ke laut
semakin memperparah kondisi air di daerah tersebut. Hasil klasifikasi Indeks
Pencemaran (IP) di 48 sumur yang tersebar di lima wilayah menunjukkan 27 sumur
tercatat cemar berat dan cemar sedang dan 21 sumur lainnya terindikasi cemar
ringan dan dalam kondisi baik. (artesis.wordpress.com)
Komentar
Posting Komentar